RSS

ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL

06 Jan

Organisasi adalah suatu kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain–lain. Sedangkan pengertian dari sosial adalah manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para anggotanya. Dengan demikian system sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat dianggap sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dimana sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan keinginannya. Beberapa hal yang menggambarkan organisasi sebagai system social antara lain dengan adanya organisasi social.

Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi. Dengan demikian dalam kaitannya dengan organisasi sebagai sistem sosial maka kajian perilaku organisasi mencakup berbagai aspek seperti : publik, bisnis, sosial dll. Sebagai contoh PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai organisasi yang bergerak dibidang olahraga sepakbola tidak hanya terpaku pada satu aspek kajian yaitu sepakbola. Bidang – bidang lain juga harus dikaji untuk memajukan organisasi dan mencapai tujuannya memajukan sepakbola Indonesia. Aspek yang dikaji antara lain aspek bisnis, publik dll. Mungkin anda bertanya,”Apa kaitan sepakbola dengan bisnis?”. Pada Zaman sekarang ini olahraga khususnya sepakbola memiliki kaitan dengan aspek bisnis contohnya hak siar televise, iklan sponsor yang dapat menghasilkan income.

Kemudian apa hubungannya dengan social? Dalam aspek bisnis, masyarakat merupakan pasar. Sedangkan dalam bidang olahraga masyarakat adalah factor pendukung dimana masyarakat itu sendiri adalah bagian dari social. Berdasarkan contoh di atas, kita tahu bahwa hampir semua pekerjaan dilakukan dalam lingkup sosial. Begitupula dengan organisasi, organisasi akan berjalan dengan baik jika diaturr dengan sistem yang baik sehingga cakupan sosial didalamnya dapat bekerja sesuai pakem yang telah diatur dalam suatu sistem. Cakupan social yang dimaksud adalah pekerjaan, komunikasi serta koordinasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan bersama.

Faktor faktor Organisasi antara lain(menurut John Willey)

– Manusia

– Teknologi yang digunakan

– Tugas/ kerja

– Budaya organisasi

Manusia merupakan salah satu factor penting dalam organisasi. Manusia itu sendiri merupakan makhluk social. Dan dalam organisasi manusia bekerja tidak sendiri, maka manusia melakukan komunikasi serta koordinasi dalam bekerja. Dengan demikian aspek social tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Dan dapat dikatakan juda bahwa Sistem social itu juga merupakan organisasi dan sebaliknya.

MODEL GETZEL-GUBA

KOMPONEN MONOTHETIC DAN IDIOGRAPHIC

Banyak teori sistem sosial adalah hasil karya Jacob Getzels dan Egon Guba (1957). Model mereka menyediakan cara pemahaman mudah untuk memvisualisasikan hubungan dinamis yang ada antara organisasi formal dan orang-orang yang berada dalam sistem sosial. Model awal Getzels dan Guba yang disajikan dua bangunan luas sistem sosial, disebut dengan elemen monothetic dan idiographic. Istilah-istilah ini, yang berasal dari bahasa Yunani, merujuk secara khusus untuk untuk komponen organisasi formal dari sistem sosial, nomothetic dan individu dalam sistem sosial, idiographic. Gambar 4.2 menggambarkan model sistem sosial Guba-Getzels dalam lingkungan sekolah.

Komponen nomothetic dari sistem sosial menggambarkan lembaga formal dengan peran yang ditentukan berbagai aturan, birokrasi, dan peran harapan. Komponen idiografik sistem sosial mengacu pada kebutuhan, keinginan, dan kepribadian orang yang berada dalam sistem sosial. Interaksi antara tujuan kelembagaan organisasi yang luas dan kebutuhan individu yang lebih spesifik dalam berbagai perilaku sosial yang terjadi dalam sistem sosial dan yang membantu untuk menciptakan budaya organisasi sistem sosial itu. Budaya organisasi juga mencerminkan budaya lingkungan eksternal di sekitar sistem sosial.

Sebuah sekolah mungkin merupakan sebuah sistem sosial yang unik dengan kelompok budaya sendiri, namun tidak bisa lepas dari kepercayaan dan nilai-nilai dari masyarakat sekitarnya. Karena persimpangan terbuka antara sebuah sekolah dan lingkungan eksternal, nilai-nilai komunitas dan keyakinan berdampak pada bagaimana budaya sekolah berkembang. Ingat, fungsi manusia tidak hanya dalam sistem sosial sekolah tetapi juga dalam banyak sistem sosial lainnya di lingkungan eksternal. Sistem Penggabungan budaya sistem sosial sangat penting, karena menunjukkan dan mempengaruhi berbagai reaksi, kegiatan, dan perilaku (Deal & Kennedv. 1982; Schein, 1985; Sergiovanni & Corbally, 1984).

Unsur nomothetic dari sistem sosial adalah kegiatan dimana institusi yang didirikan dari sistem sosial yang ada. Komponen utama nomothetic ditunjukkan peran dan harapan merupakan panduan formal, diantisipasi, dan diberi mandat kegiatan dalam sistem sosial. Sebagai contoh, peran yang dianggap berasal dari seorang guru adalah untuk memberikan pengetahuan kepada siswa. Hasil yang diharapkan adalah bahwa para murid akan merupakan warga memiliki pengetahuan dan produktif. Aspek peran guru termasuk disiplin, pengembang kurikulum, instruktur, psikolog anak, orang tua pengganti, dan pengelola konflik. Hal itu merupakan variasi dalam bangunan luas peran guru yang menciptakan perbedaan dari guru ke guru dan dari situasi ke situasi. Variasi dalam peran manipulasi dan peran interpretasi memberikan kesempatan guru untuk memenuhi kebutuhan pribadi tertentu dalam batas-batas kelembagaan sistem sosial. Namun, ini hanya dapat dicapai selama harapan organisasi seperti tingkat kelulusan, nilai tes, disiplin kelas, dan pedoman kurikuler terpenuhi.

Komponen idiographic model Getzels-Guba menggambarkan perbedaan individu yang ada di antara orang-orang dalam sistem sosial. Misalnya, semua guru tidak memasuki profesi dengan alasan yang sama. Guru sering bercita-cita untuk peran yang berbeda dalam organisasi. Beberapa keinginan untuk menjadi administrator atau pimpinan departemen. Keinginan guru lainnya hanya untuk mengajar. Setiap orang memasuki sistem sosial sekolah dengan set kebutuhan dan kepribadian yang berbeda berdampak pada tanggapan mereka untuk berbagai situasi. Sebagai contoh, guru berbeda dalam tanggapan mereka tentang berkelahi di kelas; Ada yang dingin dan tenang; beberapa marah dan gelisah. Kepribadian dan kebutuhan individu membentuk perilaku individu.

Pendekatan perilaku organisasi yang menurut saya paling cocok digunakan di negara Indonesia adalah teori neoklasik (hubungan manusiawi). Alasannya karena teori ini menekankan pada  pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi. Karena biasanya kebanyakan orang Indonesia akan berusaha lebih aktif dalam bekerja apabila diberi suatu stimulus yang mendukung kesejahteraan hidupnya, sehingga produktivitas kerjanya meningkat .

Referensi:

Patria, Daisy.(2010).Sistem Perilaku Organisasi [online].Tersedia: http://eziekim.wordpress. com/2010/01/09/sistem-perilaku-organisasi/.html (diakses tanggal 22 September 2010)

Supri.(2010).Teori Sistem Sosial [online].Tersedia: http://suprieyblog.blogspot.com/2010/07/ teori-sistem-sosial.html (diakses tanggal 22 September 2010)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 6 Januari 2012 inci Education

 

Tag: , , , , , ,

Tinggalkan komentar